JEDARRR…
Seketika lamunan Carla pun terbangun. Dua orang gadis , satu berambut pendek keriting dan yang satunya panjang lurus tergerai menghentak bangku Carla, membuat Carla kaget. Keduanya adalah sahabat Carla , namanya Ajeng dan Izza.
“Carla!!!!!! Woy.. mikirin siapa nih?” Hentak Izza.
“Iya, dari tadi kita tungguin di kantin. Eh.. malah kamunya gak nongol – nongol dari kelas!” Tambah Ajeng menggerutu.
“Kalian kagetin aku aja sih. Aku lagi males Jeng ke kantin!” Jawab Carla.
Tiba – tiba datanglah seorang cowok berperawakan tinggi sedang dengan kulit sawo matang yang terlihat macho. Wajah manis ditambah lagi hidungnya yang mancung menjulang seperti beo. Dia menghampiri ketiga gadis tersebut. Cowok itu adalah pacar Izza. Tak lupa, setiap jam istirahat cowok itu selalu datang menghampiri Izza. Aduuhh, lengket banget deh.
“Mmm.. Za! Lihat Egar dateng tuh cariin kamu!” Ajeng menyambar.
“Apaan sih, biasa aja!” Jawab Izza yang penuh dengan salah tingkah.
“Udah kita gak mau gangguin kalian berdua buat pacaran. Mendingan kita pergi yuk Car!” Ajak Ajeng.
Sementara itu Ajeng dan Carla meninggalkan Izza dan Egar berdua di dalam kelas. Seperti biasanya, di dalam kelas mereka ngobrol dengan asyiknya. Saat berjalan di lorong, Tiba – tiba saja Ajeng bertemu dengan Nadhar . Nadhar adalah tetangga sebelah Ajeng yang tak pernah bisa akur dengannya. Langkahnya terhenti. Nadhar menyodorkan selembar kertas kecil yang terlipat menjadi bagian sangat kecil dan tersenyum kepada Ajeng. Lalu Nadhar pergi begitu saja menuju kelasnya sambil membawa makanan ringan yang ia bawa di tangannya.
“Tuh dapet apaan dari Nadhar. hahaha .. ” celetuk Carla kegirangan tak sabar mendengar apa yang tertulis di dalamnya.
“Gak tau” Ajeng tampak bingung.
“Sini biar aku bacain.” Carla merebut kertas dari tangan Ajeng.
Tapi Ajeng berusaha untuk memepertahankan dan menggenggam kertas itu . Tetapi akhirnya Carla berhasil juga merebut selembar kertas itu dari genggaman Ajeng. Lalu ia membuka dan membacanya. Sedangkan Ajeng diam tanpa kata dan tampak malu – malu. Tak lama kemudian Carla tertawa geli dan tawanya semakin keras seperti orang gila yang kehabisan obatnya. Ajeng pun meliriknya dengan aneh dan penasaran. TArrraaa…. Nadhar menyatakan perasaannya kepada Ajeng dengan sebuah syair puisi. Sebenarnya akhir – akhir ini Ajeng jatuh cinta dengan Nadhar yang selalu membuatnya kesal dan marah. Ajeng merasa aneh bisa jatuh cinta dengan orang jail yang selalu mengganggunya setiap saat. Bahkan mereka pun tak pernah bisa diam untuk tidak bertengkar. Alhasil, mimpinya jadi kenyataan. Carla pun turut senang. Cepat – cepat Carla berbalik dan lari ke kelas untuk memberitahukannya kepada Izza. Tak henti – hentinya Carla cengar – cengir sambil cekikikan.
***********************************
Saat itu Carla berbaring di atas ranjangnya memikirkan sesuatu sambil mendengarkan lagu – lagu dari I-Pod barunya. Wajah Carla berubah menjadi murung. Carla turut senang dengan kesenangan yang dihadapi oleh sahabatnya itu. Tetapi, Carla juga ingin merasakan indahnya jatuh cinta. Selama ini tidak ada satupun cowok yang ingin dengannya. Rasanya dunia ini sempit sekali.
“Apa mungkin ini takdirku untuk jadi Jomblower sejati? ” Batin Carla dengan penuh kesal.
Carla sangat berharap ada cowok yang ingin dekat dengan Carla. Carla mendambakan seorang cowok yang Carla cari selama ini. Apa mungkin Carla iri dengan kedua sahabatnya? Karena mereka berdua mendapatkan apa yang mereka ingin yaitu cinta. Cinta dari seseorang yang tulus. Cinta yang sempurna. Namun masih adakah kesempatan untuk Carla? Carla menangis, perasaannya campur aduk tak menentu jadi satu. Bosan, kesal, benci, dan berharap itu yang saat ini dirasakannya. Penuh pertanyaan misteri dalam lubuk Carla yang belum terjawab selama ini.
Carla berpikir sahabat – sahabatnya sekarang lebih perhatian dengan pacar -pacarnya itu ketimbang dengan sahabatnya sendiri. Carla selalu merasa sendiri sekarang. Jarang banget, Carla pergi bareng dan Hang out bersama – sama. Mereka sahabat – sahabatnya lebih memilih menghabiskan waktunya dengan pasangan mereka sendiri. Sebentar lagi Carla genap berumur 17 tahun. Carla ingin semua penantiannya telah usai di usianya ke 17 itu.
Carla membuka pintu kamarnya dan keluar dari dalam. Carla melihat kamar Mamanya yang sedang terbuka. Lalu, Carla mencoba mendekati dan masuk ke dalamnya. Duduklah seorang wanita setengah baya di atas ranjang memunggungi Carla. Terdengar isakan – isakan tangis kecil. Carla berhenti tepat di depan pintu. Memandangi tubuh wanita itudan mencoba menerka apa yang terjadi.
“Anakku.. huhu.. Nak! Pasti kau akan tenang di surga. Aku tak bisa membayangkan. Saat ini bila kau masih hidup kau sudah dewasa berumur 17 tahun. Pasti kau cantik sekali nak, sama seperti anakku yang saat ini!” Isak wanita itu tak berhenti menangis.
Carla berpikir apakah dia punya adik atau kakak kandung. Selama ini Carla tahu jika ia tak punya saudara. Apa mungkin saudara kembar? batinnya. Carla berjalan selangkah – selangkah mendekati Wanita itu yang masih menangis. Menepuk pundak dan merangkul Ibunya itu.
“Mama!”
Wanita itu tersentak, tak sengaja bingkai foto itu pun jatuh dan pecah. Carla cepat – cepat menunduk dan mengambil lembar foto di dalam bingkai yang telah retak itu dengan hati – hati. Tetapi wanita itu mencoba merebutnya. Carla mengamati gadis kecil dengan gaun merah anggun yang duduk di pangkuan seorang wanita yaitu Mamanya.
“Ma! Ini foto siapa?” Tanya Carla penasaran.
“I.. i.. nii… foto kamu sayang” Wanita itu menjawab dengan gugup seakan tak kuasa menjawab.
” Bukan! Mama bohong. Mama bilang, ia akan tenang di surga dan jika ia masih hidup pasti sudah dewasa sepertiku. Apakah ini saudara kembarku! Atau aku adalah…?”
Wanita itu tampak tak kuasa menahan air matanya yang terus menetes. Wanita itu tak sanggup berkata. Ia hanya diam dan diam.
“Ma! Jawab ma! Dan mengapa kau tampak menderita?” Carla berkeras hati tak tahan.
“Itu anakku!!” Jawabnya sambil menangis.
“Ma, Bukannya aku adalah anak satu – satunya? Lalu?” Tanya Carla kali ketiganya.
“Kamu anak asuhku. tapi aku sayang kamu Carla!” Jawab wanita itu dengan nada rendah dan masih meneteskan air mata.
Mata Carla yang indah berkaca – kaca seakan tak dapat menerima semua yang terjadi dihadapannya. Mamanya mendekap langsung tubuh Carla dan membelai rambut panjang Carla dengan perasaan tulus. Ya, meski Wanita itu bukan Mama kandungnya tetapi wanita itu sangat sayang kepada Carla sebagaimana ia menyayangi anak kandungnya yang telah meninggalkannya. Carla menangis dan berlari menuju kamarnya. Wanita itu tak tahu harus bagaimana, ia menarik napas sedalam – dalamnya.
***********************************
Pesta sweet 17th birthday Carla pun tergelar di halaman belakang rumah Carla yang megah. Pesta terlihat sangat mewah. Kue Tart besar bertumpuk, berjejerlah 17 lilin kecil di atasnya. Carla menghampiri teman – temannya yang ada di ujung. Ajeng dan Izza datang bersama pacar mereka masing – masing dengan pakaian fantastic matching! Tiba – tiba saja Carla mulai cemberut
“Carla! Happy Bday!!!!!!” Ucap Ajeng dan Izza serempak.
“Iya Makasih. Kalian keren yah” Ujar Carla sambil masih cemberut.
“Carla, kamu masih jomblo?” Tanya Izza sedih.
“Iya. Sampai sekarang pun.” Carla menunduk sedih.
“Ouuhh.. Carla! Gak boleh pesimis. Apa keinginan kamu di ulang tahun ke 17 mu ini?” Celetuk Ajeng mengerti apa yang dipikirkan Carla.
“Aku ingin aku gak jomblo lagi. hehe ” Carla tersenyum kecil.
Lalu langkah Carla membawanya ke sudut ruangan dekat kolam renang. Ia duduk merenung sendiri. Menutup matanya dan mengeluarkan air mata. Tak lama…
“Uda besar. Tapi kenapa masih nangis?” Tiba – tiba terdengar suara di dekatnya.
Carla melepaskan tangannya dan membuka matanya.
“Mmm.. Kamu siapa?” Tanya Carla
” Salam kenal aku Ravel!” Cowok tinggi putih dan ganteng itu menghangatkan suasana dengan mengulurkan senyuman sambil memperkenalkan dirinya.
“Aku Carla. Tunggu sebelumnya aku gak pernah liat kamu. Kamu siapa?”
“Aku anak dari teman Papa kamu.”
Tak terasa, mereka pun berbincang – bincang penuh canda tawa. Hangat menyelimuti suasana malam yang bergemilau. Acara dansa akan dimulai. Carla bingung tak menentu. Lalu, tanpa berharap Ravel membungkuk di hadapan Carla untuk memintanya dansa bersama di lantai dansa. Carla tersenyum gembira. Mungkin hari ini hari yang istimewa. Tak dapat ia duga. Seorang Cowok bertubuh tegap tinggi , putih dan cakep menghampiri di malam penuh kebahagiaan. Carla dapat bergirang dalam hatinya. Mungkinkah dia adalah milik Carla. Yang selama ini hadir dalam semua penantiannya.
Carla dan Cowok itu berdansa mengikuti alunan lagu yang beralun slow. Semua mata tertuju kepada Carla yang cantik dengan menggunakan gaun biru muda dan mahkota bunga seperti para putri raja. Sungguh Carla tampil mempesona malam ini. Dan ditemani seorang pangeran dari khayangan. Izza dan Ajeng terbelalak tak percaya. Sungguh Perfect! lalu mereka tersenyum senang dan tertawa sangat menggelikan.
Semua bukan hanya mimpi. Tetapi Carla seperti bermimpi, ceritanya sama dengan dongeng – dongen putri. Ia tertegun sendiri. Ravel jatuh cinta padanya. Dan mereka pun menjadi pasangan . Kini, Carla tak perlu menunggu penantian panjang. Justru, ia menemukan apa yang ia harap cinta yang sempurna. Semua penantian telah usai saat tepat berumur 17 tahun. Begitu menghanyutkan.
TAMAT.